Hari Pertama Anak Sekolah
Apa
yang harus dilakukan orangtua jika anak menangis tidak mau lepas dari orangtua
di hari pertama masuk sekolah. Bagi anak, hari pertama masuk sekolah merupakan
moment yang sangat penting. Dalam perasaan anak hari itu ada perasaan gembira
karena memakai baju baru, sepatu baru dan tas baru. Tapi ada juga perasaan
takut karena membayangkan sekolah yang akan dimasukinya. Semua hal tersebut bisa
membuat anak menjadi stress.
Ketakutan
anak di hari pertama masuk sekolah adalah wajar, karena mereka akan masuk di lingkungan
yang sama sekali mereka tidak kenali (baru). Faktor keberanian anak juga ikut
berperan. Ada anak yang berani, ada anak yang penakut. Biasanya anak yang
pemberani, punya rasa ingin tahu yang besar, kreatif dan selalu bergerak dan
tidak takut memasuki lingkungan yang baru. Walaupun seperti itu, bukan berarti
anak tersebut dilepas begitu saja di hari pertama sekolah. Karena secara
psikologis si anak walaupun dia pemberani tetap harus dimantapkan pendiriannya.
Agar
anak mau kesekolah, orangtua sebaiknya mengantarkan anak di hari pertama ke sekolah.
Antar mereka dengan senyum. Hal ini kelihatan kecil, tapi bagi anak akan sangat
berarti. Adanya suatu kebanggaan bagi anak bahwa dirinya sudah besar, bisa
sekolah dan punya teman-teman.
Jika
anak tidak mau lepas dari orangtua, tidak apa-apa. Anak tidak perlu dimarahi,
karena anak akan semakin takut. Orangtua tidak perlu membuat reaksi yang
berlebihan jika anak menangis. Kalau ditinggal, biasanya anak akan berhenti
menangis. Sepulang sekolah di hari pertamanya, sebaiknya orangtua menjemput
anak di luar kelas. Karena biasanya anak akan merasa takut jika melihat
teman-temannya sudah dijemput. Di samping itu anak akan merasa aman.
Dalam
perjalanan pulang, hadirkan komunikasi dengan anak. Bisa ditanyakan kegiatan di
hari pertamanya. Bagaimana perasaannya punya teman-teman baru, permainan apa
saja yang dilakukan bersama teman-temannya dan sebagainya. Kalau anak melakukan
hal-hal yang baik, berilah anak pujian, dan sebaliknya apabila anak melakukan
hal-hal yang kurang baik, orangtua wajib menjelaskan kepada anak bagaimana
harus bersikap. Dengan begitu anak pun merasa di dukung oleh orangtua dan anak
pun dilatih untuk tetap bersikap terbuka dan mengekpresikan perasaannya.
Setelah
anak berhasil melalui hari pertamanya ke sekolah, anak masih tetap memerlukan
dukungan lebih lanjut. Sebagai orangtua jangan pernah lupa menyediakan waktu
untuk mendengarkan segala cerita anak tentang pengalaman mereka disekolah.
Berilah perhatian pada hasil karya yang dibawa anak dari sekolah. Dengan
demikian hari-hari sekolah menjadi saat-saat yang menyenangkan bagi anak.
(www.wajahbocah.com)
-------------------------
-------------------------
Hampir semua sekolah menengah (SLTP dan SLTA) di tanah air
memiliki kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan selepas jam pelajaran itu
menawarkan sejumlah pelatihan sesuai bakat dan minat siswa, seperti KIR
(Kelompok Ilmiah Remaja), Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), English Club,
Pecinta Alam, dan olahraga. Misalnya sepak bola, bola basket, bola voli, tenis,
pencak silat, dan renang.
Ekstrakurikuler biasanya dilaksanakan satu kali seminggu
selama satu setengah sampai dua jam. Di antara sekian banyak jenisnya, Pramuka
sering diwajibkan bagi siswa kelas VII dan X. Selebihnya bersifat pilihan dan
siswa boleh mengikuti lebih dari dua kegiatan ekstrakurikuler.
Pelatih atau tenaga pengajar ekstrakurikuler kebanyakan guru
sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang mampu biasanya mendatangkan pelatih
profesional dari luar.
Potensi kegiatan ekstrakurikuler untuk mencetak generasi
bertalenta di bidangnya sangatlah besar. Ini jika ekstrakurikuler ditangani
dengan baik dan profesional oleh pihak sekolah. Dengan kata lain,
ekstrakurikuler bukan sekadar kegiatan pengisi waktu luang atau rutinitas
semata.
Di Jepang, ekstrakurikuler diputuskan oleh pihak sekolah
sama pentingnya dengan program intrakurikuler. Dari sini akan diketahui bakat,
minat, dan kemampuan siswa yang jika mendapat penanganan serius dari pihak
sekolah bisa mencetak generasi terampil, termasuk atlet-atlet beken di masa
mendatang.
Merujuk pada apa yang dilakukan sekolah-sekolah Negeri
Sakura itu, ada sejumlah smart tips bagi pihak sekolah yang berkomitmen kuat
untuk memberdayakan ekstrakurikuler agar membuahkan hasil luar biasa.
Pertama, pihak sekolah mempunyai dana memadai untuk
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Jumlah dana itu tentu saja disesuaikan
dengan jumlah ekstrakurikuler yang dibuka dan pelatih yang akan didatangkan. Di
awal tahun pelajaran penyusunan RAPBS wajib memperhatikan ketersediaan dana ekstrakurikuler.
Kedua, fasilitas dan alat penunjang latihan wajib dicukupi.
Jangan sampai terdapat sepuluh siswa mengikuti ekstrakurikuler seni petik
gitar, sementara gitar yang tersedia hanya satu atau duah buah. Itu pun sudah
rusak.
Ketiga, sejak awal pihak sekolah mencari tahu bakat, minat,
dan kemampuan masing-masing siswa. Guru BK bekerjasama dengan wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan bisa melakukan berbagai macam cara cerdas untuk
mengetahui talenta siswa.
Jika bakat dasar anak didik sudah diketahui, pihak sekolah
mengarahkan siswa agar memilih salah satu ekstrakurikuler yang disukai sesuai
bakat dan minatnya. Agar fokus, seorang siswa diharapkan hanya mengikuti satu
jenis ekstrakurikuler. Pembatasan jumlah siswa dalam sebuah kelompok ekstrakurikuler
juga penting agar setiap siswa mendapat perhatian yang cukup dari pelatih. Di
samping itu, perlu adanya motivation training di kalangan siswa mengenai
kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti.
Berikutnya, pihak sekolah menyusun kurikulum atau silabus
kegiatan ekstrakurikuler agar jelas tujuan, proses, target, dan evaluasinya.
Tanpa adanya silabus, kegiatan ekstrakurikuler akan berjalan seadanya. Sangat
memungkinkan bagi sebuah sekolah untuk melakukan studi banding ke
sekolah-sekolah tersohor yang terbukti mempunyai ekstrakurikuler bagus.
Selanjutnya, perekrutan tenaga pelatih harus benar-benar
selektif. Jika menginginkan hasil terbaik, tidak ada istilah pemerataan tugas
guru untuk mengelola ekstrakurikuler. Hanya mereka yang benar-benar memiliki
latar belakang dan kemampuan di masing-masing bidang yang dapat menjadi
pelatih. Atau, pihak sekolah lebih baik mendatangkan pelatih profesional dari
luar meski harus membayar lebih. Sementara guru bisa diaktifkan sebagai
pengawas latihan.
Keenam, proses yang baik merupakan awal keberhasilan. Siswa
berpotensi di bawah asuhan pelatih yang mumpuni akan sangat mudah berhasil jika
proses kegiatan ekstrakurikuler berjalan menyenangkan, mengasyikkan, dan
mencerdaskan. Dengan demikian, kedisiplinan berlatih wajib dijunjung tinggi.
Ketujuh, adanya kerja sama antarsekolah. Misalnya, untuk
mengukur tingkat kemampuan siswa dalam penguasaan debat bahasa Inggris, English
Club sebuah sekolah dapat mengundang English Club sekolah lain untuk Uji Lomba
Debat atau tim bola voli sekolah A menantang tanding tim bola voli sekolah B.
Melalui kegiatan ini, kemampuan siswa akan semakin terasah dan komunikasi
antarpelatih juga terjaga.\
Langkah terakhir, pihak sekolah wajib memfasilitasi siswanya
untuk unjuk gigi di setiap perlombaan, baik di tingkat kabupaten, karesidenan,
provinsi maupun nasional. Perkara kalah menang adalah nomor sekian; yang
penting siswa mendapat pengalaman dan pembelajaran berharga di kancah
pertandingan sehingga ke depan mereka berlatih lebih giat lagi sampai berhasil
tampil sebagai juara.
Siapa tahu dari kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang
tertangani dengan baik, kelak lahir ilmuwan genius seperti B.J. Habbibie atau
atlet-atlet berbakat sekaliber Chris John dan Taufik Hidayat. Semoga! {Tuswadi Koesnadi S.Pd, mahasiswa Teacher Training Aichi
University of Education Japan (2007-2009)}
___________________
___________________
Di saat remaja seumurannya menghabiskan waktu bermain
Facebook atau bergosip tentang remaja pria, Sindhuja Rajamaran yang berumur 14
tahun justru berkarier sebagai CEO termuda dan animator 2D (dua dimensi). Aktivitasnya ini membuatnya
mendapatkan gelar Guinness World Record sebagai CEO termuda di dunia.
Sindhuja terlahir dari keluarga mencintai dunia kartun.
Ayahnya seorang pembuat karikatur yang pertama kali mengenalkan Sindhuja
karikatur digital. Sedangkan, adiknya adalah penulis haiku (puisi pendek)
termuda di India.
Kini Sindhuja menjalankan perusahaan animasi bernama Seppan.
Dari membuat film animasi pendek dengan mengangkat isu global warming dan TBC sampai membuat desain kartu ucapan untuk
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Sindhuja yakin telah mencapai banyak
hal. Di usia belia, ia telah menguasai banyak software komputer, seperti Flash, Photoshop,Corel Painter, After
Effects dan Maya.
Saat ini, gadis ini mengepalai perusahaan yang karyawannya
berusia 18 sampai 25 tahun untuk membuat iklan digital animasi.
Semua kelebihan pada gadis ini didapat dari sang Ayah, Tamil Nadu. Ayahnya yang seorang duta dari CorelDRAW,
software pengolah gambar, didatangi oleh the Indian Territory Manager of Corel.
Saat itu, Dia mengetahui bahwa Sindhuja dapat menggambar dengan Corel sejak 11
tahun.
"Saya diundang pada beberapa acara produk Corel dan
merasa sangat bangga sebagai pembuat karikatur digital dan kartun
termuda," ujar gadis ini, seperti dikutip oleh laman Times of India.
Saat ini, Sindhuja sangat berkeinginan memiliki rumah
produksi sendiri dan membuat film-film berkualitas yang diakui secara global.
Dia membuat dirinya sebagai pencipta lapangan pekerja bagi para ahli dan
pemula.
---------------------
Beberapa orang kreatif itu memang juga sekaligus gila, tapi
tentu tidak semuanya. Rasanya kita tahu beberapa kisah mengenai tokoh-tokoh
kreatif yang sebenarnya baik-baik saja, tapi pada awal karirnya dikira kurang
waras atau pada masa kecilnya malah dianggap agak idiot. Hingga kini, bahkan
ekspresi kekaguman kita terhadap manusia semacam ini berbentuk gelengan kepala
yang menunjukkan sejumput rasa tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang
membuat kita sulit sekali untuk memahami mereka?
Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang pakar kreativitas
yang telah 30 tahun meneliti kehidupan orang-orang kreatif, kesalahpahaman
dalam menghadapi mereka sering timbul karena pada dasarnya individu yang
kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih kompleks dibanding orang lain.
Jika kepribadian manusia biasa pada umumnya memiliki kecenderungan ke arah
tertentu, maka kepribadian orang kreatif terdiri dari sifat-sifat berlawanan
yang terus-menerus ‘bertarung’, tapi di sisi lain juga hidup berdampingan dalam
satu tubuh. Apa saja sifat-sifat kontradiktif mereka?
1. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi,
tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam
waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi.
Tapi begitu sudah selesai, mereka juga bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk
mengisi ulang tenaga mereka; Di mata orang luar, mereka jadi terlihat seperti
orang termalas di dunia.
2. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, tapi di
sisi lain mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang goblok dalam
memandang persoalan.
3. Orang-orang kreatif adalah orang yang playful, tapi
mereka juga penuh disiplin dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan
kacamata super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka
seperti taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias
sehingga terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga
bekerja keras mewujudkan ‘mainannya’.
4. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan
fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide
gila yang belum pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat
mereka bukan sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk
menjembatani dunia khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut
mengerti dan menikmatinya.
5. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan
ekstrovert. Pada
kebanyakan orang lain, biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi
perilakunya sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang
setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan
orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun
kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.
6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga
bangga akan pencapaiannya.
Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil
olahan inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh
kreatif yang menjadi panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa
depan atau pekerjaan saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu
berartinya bagi mereka.
7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak
batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif biasanya
lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu
kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan ‘keras’ dibanding
perempuan pada umumnya.
8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat
yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama. Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori
atau karya yang tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif
tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur
‘perbaikan’ atau ‘peningkatan’ yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa
dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya
untuk bisa menerabasnya.
9. Orang-orang kreatif sangat bersemangat mendalami pekerjaannya,
tapi mereka juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu,
mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang
sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar
hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri habis-habisan.
10. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap
hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses
kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita. Sesuatu
yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil karya,
atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini
mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Ketimbang terpaku sejak awal
pada satu macam penyelesaian (‘cara yang benar’), mereka memulai pemecahan
masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam
mungkin ide yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.(www.kumpulan artikel.com)
----------------
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan terlepas dari factor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu motivasi yang kuat. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterapkan dalam pembelajaran. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut :
1. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar, karena ada yang mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan belajar alam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi intrinsik, yaitu motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena di dalama diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meskipun hukuman tetap diberlaukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun. Tetapi, pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermaksa mengejek.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, anak didik belajar. Karena, bila tidak belajar, berarti anak dididk tidak akan mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi tersebut tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.
5. Motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar. Anak didik yang mempunya motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-si. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan pesimisme atau hati yang resah gelisah. Tetapi, dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak didik lain membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh, dan tetap tenang menjawab setiap soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indicator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.
------------
Dalam NLP (Neuro Linguistik Programming) ada suatu filter pikiran yang disebut sebagai Mataprogram Toward-Avoidance. Maksudnya adalah, seorang manusia normal akan mengerjar kenikmatan (pleasure) dan menghidari penderitaan (pain). Oleh Anthony Robbins, konsep ini dipopulerkan dengan istilah PPP (Pain Pleasure Principle) dan dikemas dalam ilmu Neuro Association Conditioning
Manusia akan menghindari penderitaan. Contohnya, apabila terasa panas diperjalanan, maka dia minggu ke tempat yang teduh untuk menghindari panasnya matahari. Jika haus, ia akan minum. Jika muncul terasa lapar, maka dia akan menghindari rasa lapar itu dan makan. Di sekolah atau dikantor, suatu peraturan biasanya mengandung sanksi jika dilanggar, agar orang menaatinya. Jadi, peraturan bisa berjalan karena orang menghindari hukuman.
Jadi, kesimpulannya adalah yang tidak nyaman akan dihindari, sedangkan yang enak-enak akan dikejar. Itu adalah normalnya manusia. Dengan demikian, jika kita ingin efektif dalam hidup, apa yang seharusnya kita lakukan? Segala sesuatu yang penting dan harus dilakukan kita asosiasikan dengan pleasure, segala sesuatu yang buruk dan dihindari kita asosiasikan dengan pain. Ini kuncinya! Jadi suatu tindakan akan dilakukan dengan penuh motivasi apabila berkolerasi dengan pleasure. Dan sekaligus berasosiasi dengan penghindaran dari pain.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak di antara kita yang secara tidak sadar mendidik anak kita sendiri secara salah. Yakni, mengasosiasikan pekerjaan yang seharusnya dilakukan sebagai sebuah penderitaan. Akhirnya, si anak malas melakukan pekerjaan rumahnya. Misalnya dalam konteks PR sekolah, seorang guru memberikan PR tertentunya bertujuan baik, yakni agar sianak berlatih dirumah. Agar anak tidak hanya mengandalkan pada apa ayang didapat disekolah, namun aktivitas di rumah merupakan pengulangan agar anak lebih mengingat materi pelajaran.
Yang kita bahas disini adalah apakah PR yang bertujuan baik lantas secara otomatis akan membuat si anak lebih termotivasi? Harus dicatat disini bahwa persoalan niat baik guru dan persoalan motivasi anak adalah dua hal yang berbeda. Apabila guru dalam memberikan PR menggunakan cara yang cerdik, maka dia akan membuat si murid dengan senang hati mengerjakan PRnya, sehingga tujuan memberikan PR akan tercapai. Anehnya, cukup banyak cara guru memberikan PR justru menghasilkan anak yang tidak termotivasi belajar.
Jadi PR harus bagaimana? Lalu, apakah guru harus membuat PR yang mudah?
Pertama, alangkah bijaksana jika PR ditempatkan sebagai upaya untuk mengulangi apa yang dipelajari disekolah. PR perlu dibuat semirip mungkin, tapi dengan angka atau ilustrasi yang agak berbeda, sehingga anak familiar dan yang terpenting ia mengulangi belajarnya. Mengulang dalam konteks NLP akan membentuk pattern atau pola.
Kedua, akan lebih bagus jika PR didesain secara lebih menyenangkan. Misalnya, anak boleh memilih sendiri contoh dan soalnya, bahkan boleh membuat sendiri soalnya dan dikerjakan sendiri. Pasti jadi lebih asyik
Ketiga, beberapa anak yang pintar disekolah mungkin merasa tidak tertantang apabila soal di PR sama persis dengan soal dikelas. Jadi, yang dimaksud kan mirip disini adalah memiliki kesamaan dalam konteks level abstrak, bukan berupa soal yang sama persis isinya.
Keempat, anak yang mengerjakan PR dengan baik perlu diberikan reward. Beberapa guru lupa membagikan kembali kepada murid, kertas PR yang sudah dikumpulkan kepadanya. Membagikan hasil penilaian PR akan memberikan reward kepada murid. Usahakan memuji siswa, baik secara tertulis maupun secara lisan.
Kelima, jelaskan bahwa soal-soal yang diberikan PR akan berkaitan dengan ujian akhir atau ujian semester. Saat membuat soal ujian, beberapa dibuat dengan berdasarkan PR yang pernah diberikan. Jadi, bagi anak yang terbiasa mengerjakan PR akan terasa lebih mudah saat mengerjakan ujian. Perasaan lebih mudah adalah perasaan yang menyenangkan. Jadi, anak akan terpacu karena tahu bahwa mengerjakan PR akan membuatnya lebihmudah saat ujian nanti.
------------------
Semua hal tersebut merupakan suatu keterampilan yang sangat dibutuhkan anak untuk bekal kehidupannya. Lewat PR pula, anak akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih positif. Tentu saja, sebagai orangtua, kita diwajibkan untuk tidak menolong mengerjakan PR dan hanya sebatas menemani serta memberi tahu jika ia tidak mengerti soal yang diberikan.
Berikut ini sejumlah cara yang dapat menolong anak agar lebih giat, serius dan teliti mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.
Pertama, tempat tenang dan nyama. Tentukan suatu tempat yang pasti dimana anak dapat mengerjakan PR secara teratur. Tempat ini harus cukup cahaya, terang, nyaman dan tenang tanpa ada gangguan TV, suara anak bermain dan orang berbicara atau menelpon. Pendek kata, jauhkan anak dari sumber keributan yang bisa membuat konsentrasinya pecah.
Kedua, mulai dengan snack. Anak tidak bisa focus dengan perut kosong. Jadi, bantu mereka isi ulang baterai dengan irisan kalkun yang mengandung tyrosin peningkat energy, blueberry yang membantu ingatan, atau kacang tanah yang kaya magnesium pereda stress.
Ketiga, perdengarkan music. Riset baru menunjukkan, mendengarkan musik membantu anak belajar. Para ahli psikologi, music favorit anak berperan sebagai “white noise” yang mengalihkan gangguan lainnya. Memang, mengerjakan PR dengan mendengarkan music tidak semua anak bisa. Sebab, ada kalanya diantara mereka malah terganggu dengan mendengarkan music. Oleh karena itu, bagi anak yang mengalami masalah ini, tentu saja tidak dianjurkan.
Keempat, waktu teratur. Anak perlu rutinitas. Jdi tetapkan waktu PR di mana anak harus mengerjakan beberapa tugas yang terkait dengan sekolah. Cara ini mencegah anak mengerjakan PR secara cepat, agar bisa bermain dengan mengatakan sudah mengerjakan PR di sekolah atau mengatakan tidak ada PR. Orangtua bisa membaru anak mengatur waktu dan mendiskusikan untuk menetapkan jadwal belajar rutinnya. Anak yang masih kecil sering kali memang tidak mengerti danbelum memahami rentang waktu yang dibutuhkannya untuk mengerjakan setumpuk PRnya. Bantulah anak membagi waktunya. Selain itu, pilihlah waktu yang sama setiap hari untuk membuat PR. Bagi sebagian anak, waktu yang mereka anggap tepat adalah sehabis makan, pulang sekolah. Sebagian anak lebih suka mengerjakan PR setelah main atau istirahat sore. Celakanya, ada juga anak yang malas mengerjakan PR. Untuk mereka, tetapkan aturan.
Kelima, gunakan tempat terang. Pilih tempat dekat jendela sebagai tempat untuk mengerjakan PR. Cahaya alamiah terbukti membantu anak berkonsentrasi, kenyataannya, sebuah studi menemukan, test meningkat 25% ketika para murid duduk di dekat jendela. Jika anak mengerjakan PR di malam hari, gunakan bohlam berspektrum penuh. Bohlam ini terbukti meningkatkan kejernihan berpikir dan konsentrasi anak.
Keenam, pengang peranan. Biarkan anak memegang peranan penting untuk membuat peraturan berkaitan dengan masalah PR. Beri ia kepercayaan untuk memutuskan kapan dan di ruang mana ia akan mengerjakan tugas rumahnya. Hormati keputusan anak. Ini akan amat membantu meminimalkan perselisihan dengan anak gara-gara PR.
Ketujuh, control. Biasakan memonitor PR anak. Apakah dia mempunyai masalah saat mengerjakan tugas-tugasnya, atau apakah dia mudah sekali jenuh pada waktu mengerjakan PRnya? Apakah dia mengerti bagaimana cara mengerjakannya, atau apakah PR itu terlalu sulit baginya? Pada waktu dia sedang mengerjakan PR, apakah TV menyala, ada telepon bordering, bercakap-cakap dengan anggota keluarga lainnya, sehingga konsentrasinya terganggu? Jika terjadi masalah tersebut, sebaikya bantu anak mengatasinya.
Kedelapan, jangan pernah mengerjakan PR anak. Memang, sangat disarankan agar para orangtua menemani anak mengerjakan PR dan membantunya jika ia memerlukan pertolongan. Tapi, tidak berarti orangtua boleh membantu menyelesaikan tugas-tugasnya. Sesekali, orangtua boleh membantu menjelaskan bagaimana cara membuat tugas tersebut. Tetapi, jangan biarkan anak mencoba terlebih dahulu sebelum menawarkan bantuan kepadanya.
Kesembilan, reaksi positif. Damping anak saat ia tengah mengerjakan PRnya. Orangtua bisa sambil membaca buku atau Koran atau melakukan kegiatan lain, tapi tidak sambil menonton TV atau menelpon. Sesekali, periksa pekerjaan anak. Jika ia telah mengerjakan dengan benar dan baik, pujilah dia. Sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, jangan mengkritiknya. Tanyakan kesulitan yang dihadapinya, lalu terangkan dan bantu ia mengoreksi kesalahannya. Sekali lagi, bukan berarti orangtua memberitahu jawabannya, melainkan membantu memecahkan masalah dengan cara menerangkan atau memberikan rumus-rumusnya.
Kesepuluh, orangtua sebagai motivator. Anak yang masih kecil umumnya masih membutuhkan dorongan dari lingkungan, terutama orangtuanya dan ingin ditemani ketika belajar. Maka, cobalah menikmati aktivitas keluarga disekitar anak yang sedang belajar atau mengerjakan PRnya. Aktivitas tersebut akan mendorong anak untuk merasa lebih aman dan tidak merasa ditinggalkan. Dengan kehadiran orangtua, tentu juga mudah untuk memberikan reward atau dukungan berupa pujian. Pelukan atau semyuman ketika anak mampu mengerjakan PR atau tugas-tugas sekolahnya. Hal ini penting sekali bagi anak.
Kesebelas, orangtua harus selalu siap jadi konsultan. Apabila anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR, tawarkan bantuan untuk menjelaskannya sekali lagi. Tetapi, jangan sekali-sekali orangtua mengambil alih mengerjakan PR anak. Bersikaplah konsisten, jangan terpengaruh ancaman, rengekan atau tangisan anak. Biarkan anak memahami dan merasakan konsekuensinya apabila tidak mengerjakan PRnya.
Keduabelas, selalu berhubungan dengan guru. Jika anak tampak memiliki masalah dalam mengerjakan PR, misalnya soal yang diberikan sulit dimengerti, anak kurang memahami pelajarannya sehingga tidak dapat menyelesaikan PR, atau abai sama sekali, laporkan kepada gurunya. Orangtua juga dapat menulis catatan dibuku penghubung guru-orangtua murid. Yang penting, jalin selalu hubungan dengan guru, sehingga senantiasa bisa berkomunikasi dengan baik untuk masalah pendidikan anak. Ingat, tugas mendidik bukan hanya terletak di pundak guru semata.
Ketigabelas, rancanglah waktu menyelesaikan PR bersama teman. Menyelesaikan PR bersama teman mungkin akan lebih menyenangkan ketimbang melakukannya sendiri.. jadi, tidak ada salahnya bila sekali waktu, kita menyarankan anak untuk merancang waktu bersama teman-temannya untuk menyelesaikan PR.
Keempatbelas, kerjakan PR yang paling tidak disukai anak terlebih dahulu. Hal yang sama juga berlaku bila anak mendapati soal yang paling sulit, lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Mengapa begitu? Karena, bila anak menyelesaikan tugas yang tidak anak suka atau yang sulit terlebih dulu, pikiran anak masih segar dan bisa berpikir lebih jernih. Dengan begitu, anak tak akan kehilangan energy dan waktu untuk menyelesaikan PR.
Kelimabelas, carilah bantuan secepatnya jika menemukan kesulitan. Bukanlah aib bagi orangtua yang tidak bisa membantu memecahkan soal PR anaknya. Baik disebabkan oleh kesibukan atau memang orangtua tidak mampu mengerjakan soal PR tersebut. Jika mengalami hal ini, sebaiknya orangtua segera mencari bantua, kalau terkait dengan waktu, ia bisa mencari orang lain untuk mewakilinya mendampingi anak mengerjakan PR. Kalau karena orangtua memang tidak sanggup mengerjakannya, mereka bisa menanyakannya kepada orang lain atau mencari jawabannya bersama anak. Jangan ragu mengatakan kepada anak, bahwa orangtua juga harus bertanya kepada orang lain.
----------------
Tidak jarang PR sering menjadi sumber ketegangan antara guru dan murid. Bagi sebagian besar guru, PR merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan akademik dan mengajarkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri. Tantangan bagu guru adalah bagaimana caranya mendorong siswa agar mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
Karena sebelum memberikan PR kepada murid-murid, sebaiknya guru memperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, komunikasikan kebijakan PR dengan orangtua murid. Kirim surat kepada orangtua murid untuk menjelaskan tujuan pemberian PR, kapan dan seberapa sering akan diberikan. Berapa lama waktunya yang Anda harapkan bagi siswa untuk mengerjakan PR, dan jika memungkinkan beri tahu orangtua ke mana murid bisa mendapatkan bantuan ketika menghadapi kesulitan.
Kedua, buat PR dapat diakses lewat internet. Jika sekolah belum menyediakan fasilitas ini, bicarakan dengan kepala sekolah untuk menyediakannya. Atau, gunakan saja fasilitas di TeacherWeb.com, sebuah portal yang memungkinkan kita mem-posting PR, pengumuman dan materi pendidikan lain layaknya bulletin kelas. Dengan fasilitas ini, dapat di monitor absensi siswa dalam mengerjakan PR. Kita juga dapat mengirim e-mail kepada orangtua murid daftar PR yang diberikan kepada anaknya, sehingga mereka dapat memantau juga pekerjaan anaknya.
Ketiga, dorong murid untuk memulai mengerjakan PR di akhir kelas. Dengan demikian, siswa dapat menanyakan ihwal PRnya dan guru dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dalam pemahaman siswa.
Keempat, beri penghargaan bagi siswa yang menyelesaikan PR secara paripurna dalam seminggu. Jadwalkan sebuah kegiatan pada hari jumat sore bagi siswa tersebut. Bagi yang tidak memperoleh penghargaan gunakan waktu tersebut untuk mengerjakan PR yang tertunda, jika memungkinkan di ruang lain dengan pengawasan guru.
Kelima, siapkan sebuah map khusus PR untuk absensi siswa. Sediakan satu map khusus yang berisi penugasan dalam minggu berjalan. Siswa dapat melihat sendiri untuk mengetahui PR yang mungkin terlewatkan. Sediakan lembar absensi PR, minta siswa menandatangani lembar itu yang menunjukkan bahwa si siswa sudah mengetahui PR yang diberikan.
Keenam, suruh siswa mengisi formulir PR yang tidak dikerjakan. Bagi siswa yang tidak mengerjakan suatu PR, maka mintalah ia untuk mengisi formulir yang berisi pernyataan berikut : Apakah siswa memahami PR tersebut? Mengapa tidak mengerjakan PR? Apa rencananya untuk menyelesaikan PR yang tertinggal? Apa yang dapat memastikan siswa tidak akan melalaikan lagi PR yang berikutnya? Kewajiban mengisi formulir ini dapat menjadi factor yang mencegah siswa tidak mengerjakan PR.
Ketujuh, tunjuk teman yang lain sebagai mitra. Teman dapat saling membantu memastikan PR sudah tercatat dengan baik dan materinya sudah tersedia. Mereka juga dapat saling telepon atau SMS untuk mengecek kemajuan pengerjaan PR.
Kedelapan, tinjau banyaknya PR. Jika PR dianggap berlebihan, kurangi volumenya. Tatkala siswa merasa percaya diri bahwa kemampuannya meningkat, kita dapat meningkatkan jumlah PRnya.jika ada siswa yang berada dibawah rata-rata, pertimbangkan untuk memberikan PR yang berbeda. Jika moticas, bukan kemampuan, yang menjadi factor keengganan mengerjakan PR, coba rancang PR yang mencerminkan minat dan kekuatan siswa.
--------------
Karena itu, membutuhkan solusi tertentu yaitu:
Pertama, sebelum kelas berjalan, dibuat kesepakatan tentang program belajar, hak dan kewajiban siswa. Guru harus fair terhadap siswa. Anak yang berpartisipasi aktif dalam kelas, dan memenuhi kewajibannya dengan baik diberikan reward, sementara anak yang tidak mau berusaha diberikan kegiatan yang memacu mereka untuk lebih banyak belajar. Tidak mengerjakan PR hendaknya diberikan sanksi yang tegas. Dengan membiarkan anak tidak mengerjakan PR tanpa konsekuensi apa pun akan membuat siswa tersebut gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas yang lain.
Kedua, menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Guru membuat kedekatan yang sedemikian rupa, sehingga anak akan enggan untuk meningkatkan kewajiban mereka.
Ketiga, PR harus selalu dicek guru. Kebanyakan siswa menjadi malas mengerjakan PR karena tidak ada feedback dari apa yang telah mereka kerjakan dengan susah payah. Anak merasa sudah bekerja, tetapi tidak ada perhatian, sehingga pada tugas-tugas berikutnya dia tidak akan melaksanakan dengan baik, atau bahkan tidak mengerjakan sama sekali karena merasa tidak penting atau tidak perlu melakukannya. Kemudian, berikan nilai secara adil.
---------------------
Pada hakikatnya tidak haruslah menunggu sampai anak mencapai usia tertentu untuk mencoba membuatnya lebih percaya diri. Proses ini dapat dilakukan dan dimulai sejak anak masih bayi. Dan jangan pernah meremehkan pentingnya memastikan anak telah mempunyai kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuannya sendiri. Dan salah satu nilai kepribadian yang paling penting yang dapat ditanamkan kepada anak adalah rasa percaya diri.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan pada saat anak merasa ragu dan saat berupaya untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
1. Memberi Perhatian
Salah satu hal yang penting yang dapat dilakukan orangtua adalah memberi perhatian kepada anak saat anak mendekat kepada orangtua. Jika anak menemukan perhatian yang kurang, maka bisa jadi anak akan merasa kehilangan dan dapat menimbulkan perasaan yang “tidak mampu”. bukannya “percaya diri”
Perhatikan anak ketika anak sedang berbicara, menyimak dan sebaiknya menunjukkan minat kita pada segala kegiatan yang telah dilakukannya.
2. Feeling good
Adakalanya anak akan merasa down, maka penting sekali bagi orangtua untuk segera mengambil tindakan guna mengembalikan semangat anak. Faktor Feeling good memegang peranan yang penting dalam hal ini.
3. Perhatian pada anggaran
Menjadikan anak Pe-de itu tidak selamanya harus boros. Tidak ada gunanya memaksakan diri untuk membeli sesuatu agar dianggap keren. Dalam hal ini, orangtua harus membeli yang terbaik (untuk pakaian, tas, sepatu dan lain-lain) tetapi tentu harus sesuai dengan jangkauan orangtua itu sendiri.
---------------------
----------------
Beberapa Prinsip Motivasi Belajar Anak
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan terlepas dari factor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa suatu motivasi yang kuat. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterapkan dalam pembelajaran. Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar, yaitu sebagai berikut :
1. motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar, karena ada yang mendorongnya. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong seseorang untuk belajar. Bila seseorang sudah termotivasi untuk belajar, maka dia akan melakukan belajar alam rentang waktu tertentu. Oleh karena itulah, motivasi diakui sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar seseorang.
2. Motivasi intrinsik, yaitu motif yang menjadi aktif atau berfungsi tanpa perlu dirangsang dari luar, karena di dalama diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sementara itu, motivasi ekstrinsik adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya rangsangan dari luar.
3. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Meskipun hukuman tetap diberlaukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Setiap orang senang dihargai dan tidak suka dihukum dalam bentuk apapun. Tetapi, pujian yang diucapkan itu tidak asal ucap, harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermaksa mengejek.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah, anak didik belajar. Karena, bila tidak belajar, berarti anak dididk tidak akan mendapat ilmu pengetahuan. Bagaimana untuk mengembangkan diri dengan memanfaatkan potensi-potensi yang dimiliki bila potensi tersebut tidak ditumbuhkembangkan melalui penguasaan ilmu pengetahuan. Jadi, belajar adalah santapan utama anak didik.
5. Motivasi dapat memupuk optimism dalam belajar. Anak didik yang mempunya motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-si. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi di hari-hari mendatang. Setiap ulangan yang diberikan oleh guru bukan dihadapi dengan pesimisme atau hati yang resah gelisah. Tetapi, dia hadapi dengan tenang dan percaya diri. Biarpun ada anak didik lain membuka catatan ketika ulangan, dia tidak terpengaruh, dan tetap tenang menjawab setiap soal dari awal hingga akhir waktu yang ditentukan.
6. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. Berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indicator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.
------------
PR Sebagai Sesuatu yang Menyenangkan
Dalam NLP (Neuro Linguistik Programming) ada suatu filter pikiran yang disebut sebagai Mataprogram Toward-Avoidance. Maksudnya adalah, seorang manusia normal akan mengerjar kenikmatan (pleasure) dan menghidari penderitaan (pain). Oleh Anthony Robbins, konsep ini dipopulerkan dengan istilah PPP (Pain Pleasure Principle) dan dikemas dalam ilmu Neuro Association Conditioning
Manusia akan menghindari penderitaan. Contohnya, apabila terasa panas diperjalanan, maka dia minggu ke tempat yang teduh untuk menghindari panasnya matahari. Jika haus, ia akan minum. Jika muncul terasa lapar, maka dia akan menghindari rasa lapar itu dan makan. Di sekolah atau dikantor, suatu peraturan biasanya mengandung sanksi jika dilanggar, agar orang menaatinya. Jadi, peraturan bisa berjalan karena orang menghindari hukuman.
Jadi, kesimpulannya adalah yang tidak nyaman akan dihindari, sedangkan yang enak-enak akan dikejar. Itu adalah normalnya manusia. Dengan demikian, jika kita ingin efektif dalam hidup, apa yang seharusnya kita lakukan? Segala sesuatu yang penting dan harus dilakukan kita asosiasikan dengan pleasure, segala sesuatu yang buruk dan dihindari kita asosiasikan dengan pain. Ini kuncinya! Jadi suatu tindakan akan dilakukan dengan penuh motivasi apabila berkolerasi dengan pleasure. Dan sekaligus berasosiasi dengan penghindaran dari pain.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak di antara kita yang secara tidak sadar mendidik anak kita sendiri secara salah. Yakni, mengasosiasikan pekerjaan yang seharusnya dilakukan sebagai sebuah penderitaan. Akhirnya, si anak malas melakukan pekerjaan rumahnya. Misalnya dalam konteks PR sekolah, seorang guru memberikan PR tertentunya bertujuan baik, yakni agar sianak berlatih dirumah. Agar anak tidak hanya mengandalkan pada apa ayang didapat disekolah, namun aktivitas di rumah merupakan pengulangan agar anak lebih mengingat materi pelajaran.
Yang kita bahas disini adalah apakah PR yang bertujuan baik lantas secara otomatis akan membuat si anak lebih termotivasi? Harus dicatat disini bahwa persoalan niat baik guru dan persoalan motivasi anak adalah dua hal yang berbeda. Apabila guru dalam memberikan PR menggunakan cara yang cerdik, maka dia akan membuat si murid dengan senang hati mengerjakan PRnya, sehingga tujuan memberikan PR akan tercapai. Anehnya, cukup banyak cara guru memberikan PR justru menghasilkan anak yang tidak termotivasi belajar.
Jadi PR harus bagaimana? Lalu, apakah guru harus membuat PR yang mudah?
Pertama, alangkah bijaksana jika PR ditempatkan sebagai upaya untuk mengulangi apa yang dipelajari disekolah. PR perlu dibuat semirip mungkin, tapi dengan angka atau ilustrasi yang agak berbeda, sehingga anak familiar dan yang terpenting ia mengulangi belajarnya. Mengulang dalam konteks NLP akan membentuk pattern atau pola.
Kedua, akan lebih bagus jika PR didesain secara lebih menyenangkan. Misalnya, anak boleh memilih sendiri contoh dan soalnya, bahkan boleh membuat sendiri soalnya dan dikerjakan sendiri. Pasti jadi lebih asyik
Ketiga, beberapa anak yang pintar disekolah mungkin merasa tidak tertantang apabila soal di PR sama persis dengan soal dikelas. Jadi, yang dimaksud kan mirip disini adalah memiliki kesamaan dalam konteks level abstrak, bukan berupa soal yang sama persis isinya.
Keempat, anak yang mengerjakan PR dengan baik perlu diberikan reward. Beberapa guru lupa membagikan kembali kepada murid, kertas PR yang sudah dikumpulkan kepadanya. Membagikan hasil penilaian PR akan memberikan reward kepada murid. Usahakan memuji siswa, baik secara tertulis maupun secara lisan.
Kelima, jelaskan bahwa soal-soal yang diberikan PR akan berkaitan dengan ujian akhir atau ujian semester. Saat membuat soal ujian, beberapa dibuat dengan berdasarkan PR yang pernah diberikan. Jadi, bagi anak yang terbiasa mengerjakan PR akan terasa lebih mudah saat mengerjakan ujian. Perasaan lebih mudah adalah perasaan yang menyenangkan. Jadi, anak akan terpacu karena tahu bahwa mengerjakan PR akan membuatnya lebihmudah saat ujian nanti.
------------------
Membuat Anak Senang Mengerjakan PR
Tugas atau pekerjaan rumah tidak hanya menolong anak belajar mengenai mata pelajaran yang dipelajarinya disekolah, tapi juga merupakan salah satu cara untuk engembangkan rasa tanggung jawab pada diri anak. Artinya, dengan mengerjakan PR, anak jadi belajar bagaimana caranya mengatur dan mengalokasikan waktu untuk suatu tugas, dan bagaimana ua harus menyelesaikan tugas tadi dengan rapi dan benar.
Semua hal tersebut merupakan suatu keterampilan yang sangat dibutuhkan anak untuk bekal kehidupannya. Lewat PR pula, anak akan mendapatkan pengalaman belajar yang lebih positif. Tentu saja, sebagai orangtua, kita diwajibkan untuk tidak menolong mengerjakan PR dan hanya sebatas menemani serta memberi tahu jika ia tidak mengerti soal yang diberikan.
Berikut ini sejumlah cara yang dapat menolong anak agar lebih giat, serius dan teliti mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan gurunya.
Pertama, tempat tenang dan nyama. Tentukan suatu tempat yang pasti dimana anak dapat mengerjakan PR secara teratur. Tempat ini harus cukup cahaya, terang, nyaman dan tenang tanpa ada gangguan TV, suara anak bermain dan orang berbicara atau menelpon. Pendek kata, jauhkan anak dari sumber keributan yang bisa membuat konsentrasinya pecah.
Kedua, mulai dengan snack. Anak tidak bisa focus dengan perut kosong. Jadi, bantu mereka isi ulang baterai dengan irisan kalkun yang mengandung tyrosin peningkat energy, blueberry yang membantu ingatan, atau kacang tanah yang kaya magnesium pereda stress.
Ketiga, perdengarkan music. Riset baru menunjukkan, mendengarkan musik membantu anak belajar. Para ahli psikologi, music favorit anak berperan sebagai “white noise” yang mengalihkan gangguan lainnya. Memang, mengerjakan PR dengan mendengarkan music tidak semua anak bisa. Sebab, ada kalanya diantara mereka malah terganggu dengan mendengarkan music. Oleh karena itu, bagi anak yang mengalami masalah ini, tentu saja tidak dianjurkan.
Keempat, waktu teratur. Anak perlu rutinitas. Jdi tetapkan waktu PR di mana anak harus mengerjakan beberapa tugas yang terkait dengan sekolah. Cara ini mencegah anak mengerjakan PR secara cepat, agar bisa bermain dengan mengatakan sudah mengerjakan PR di sekolah atau mengatakan tidak ada PR. Orangtua bisa membaru anak mengatur waktu dan mendiskusikan untuk menetapkan jadwal belajar rutinnya. Anak yang masih kecil sering kali memang tidak mengerti danbelum memahami rentang waktu yang dibutuhkannya untuk mengerjakan setumpuk PRnya. Bantulah anak membagi waktunya. Selain itu, pilihlah waktu yang sama setiap hari untuk membuat PR. Bagi sebagian anak, waktu yang mereka anggap tepat adalah sehabis makan, pulang sekolah. Sebagian anak lebih suka mengerjakan PR setelah main atau istirahat sore. Celakanya, ada juga anak yang malas mengerjakan PR. Untuk mereka, tetapkan aturan.
Kelima, gunakan tempat terang. Pilih tempat dekat jendela sebagai tempat untuk mengerjakan PR. Cahaya alamiah terbukti membantu anak berkonsentrasi, kenyataannya, sebuah studi menemukan, test meningkat 25% ketika para murid duduk di dekat jendela. Jika anak mengerjakan PR di malam hari, gunakan bohlam berspektrum penuh. Bohlam ini terbukti meningkatkan kejernihan berpikir dan konsentrasi anak.
Keenam, pengang peranan. Biarkan anak memegang peranan penting untuk membuat peraturan berkaitan dengan masalah PR. Beri ia kepercayaan untuk memutuskan kapan dan di ruang mana ia akan mengerjakan tugas rumahnya. Hormati keputusan anak. Ini akan amat membantu meminimalkan perselisihan dengan anak gara-gara PR.
Ketujuh, control. Biasakan memonitor PR anak. Apakah dia mempunyai masalah saat mengerjakan tugas-tugasnya, atau apakah dia mudah sekali jenuh pada waktu mengerjakan PRnya? Apakah dia mengerti bagaimana cara mengerjakannya, atau apakah PR itu terlalu sulit baginya? Pada waktu dia sedang mengerjakan PR, apakah TV menyala, ada telepon bordering, bercakap-cakap dengan anggota keluarga lainnya, sehingga konsentrasinya terganggu? Jika terjadi masalah tersebut, sebaikya bantu anak mengatasinya.
Kedelapan, jangan pernah mengerjakan PR anak. Memang, sangat disarankan agar para orangtua menemani anak mengerjakan PR dan membantunya jika ia memerlukan pertolongan. Tapi, tidak berarti orangtua boleh membantu menyelesaikan tugas-tugasnya. Sesekali, orangtua boleh membantu menjelaskan bagaimana cara membuat tugas tersebut. Tetapi, jangan biarkan anak mencoba terlebih dahulu sebelum menawarkan bantuan kepadanya.
Kesembilan, reaksi positif. Damping anak saat ia tengah mengerjakan PRnya. Orangtua bisa sambil membaca buku atau Koran atau melakukan kegiatan lain, tapi tidak sambil menonton TV atau menelpon. Sesekali, periksa pekerjaan anak. Jika ia telah mengerjakan dengan benar dan baik, pujilah dia. Sebaliknya, jika anak melakukan kesalahan, jangan mengkritiknya. Tanyakan kesulitan yang dihadapinya, lalu terangkan dan bantu ia mengoreksi kesalahannya. Sekali lagi, bukan berarti orangtua memberitahu jawabannya, melainkan membantu memecahkan masalah dengan cara menerangkan atau memberikan rumus-rumusnya.
Kesepuluh, orangtua sebagai motivator. Anak yang masih kecil umumnya masih membutuhkan dorongan dari lingkungan, terutama orangtuanya dan ingin ditemani ketika belajar. Maka, cobalah menikmati aktivitas keluarga disekitar anak yang sedang belajar atau mengerjakan PRnya. Aktivitas tersebut akan mendorong anak untuk merasa lebih aman dan tidak merasa ditinggalkan. Dengan kehadiran orangtua, tentu juga mudah untuk memberikan reward atau dukungan berupa pujian. Pelukan atau semyuman ketika anak mampu mengerjakan PR atau tugas-tugas sekolahnya. Hal ini penting sekali bagi anak.
Kesebelas, orangtua harus selalu siap jadi konsultan. Apabila anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR, tawarkan bantuan untuk menjelaskannya sekali lagi. Tetapi, jangan sekali-sekali orangtua mengambil alih mengerjakan PR anak. Bersikaplah konsisten, jangan terpengaruh ancaman, rengekan atau tangisan anak. Biarkan anak memahami dan merasakan konsekuensinya apabila tidak mengerjakan PRnya.
Keduabelas, selalu berhubungan dengan guru. Jika anak tampak memiliki masalah dalam mengerjakan PR, misalnya soal yang diberikan sulit dimengerti, anak kurang memahami pelajarannya sehingga tidak dapat menyelesaikan PR, atau abai sama sekali, laporkan kepada gurunya. Orangtua juga dapat menulis catatan dibuku penghubung guru-orangtua murid. Yang penting, jalin selalu hubungan dengan guru, sehingga senantiasa bisa berkomunikasi dengan baik untuk masalah pendidikan anak. Ingat, tugas mendidik bukan hanya terletak di pundak guru semata.
Ketigabelas, rancanglah waktu menyelesaikan PR bersama teman. Menyelesaikan PR bersama teman mungkin akan lebih menyenangkan ketimbang melakukannya sendiri.. jadi, tidak ada salahnya bila sekali waktu, kita menyarankan anak untuk merancang waktu bersama teman-temannya untuk menyelesaikan PR.
Keempatbelas, kerjakan PR yang paling tidak disukai anak terlebih dahulu. Hal yang sama juga berlaku bila anak mendapati soal yang paling sulit, lebih baik diselesaikan terlebih dahulu. Mengapa begitu? Karena, bila anak menyelesaikan tugas yang tidak anak suka atau yang sulit terlebih dulu, pikiran anak masih segar dan bisa berpikir lebih jernih. Dengan begitu, anak tak akan kehilangan energy dan waktu untuk menyelesaikan PR.
Kelimabelas, carilah bantuan secepatnya jika menemukan kesulitan. Bukanlah aib bagi orangtua yang tidak bisa membantu memecahkan soal PR anaknya. Baik disebabkan oleh kesibukan atau memang orangtua tidak mampu mengerjakan soal PR tersebut. Jika mengalami hal ini, sebaiknya orangtua segera mencari bantua, kalau terkait dengan waktu, ia bisa mencari orang lain untuk mewakilinya mendampingi anak mengerjakan PR. Kalau karena orangtua memang tidak sanggup mengerjakannya, mereka bisa menanyakannya kepada orang lain atau mencari jawabannya bersama anak. Jangan ragu mengatakan kepada anak, bahwa orangtua juga harus bertanya kepada orang lain.
----------------
Pertimbangan Memberikan PR
Tidak jarang PR sering menjadi sumber ketegangan antara guru dan murid. Bagi sebagian besar guru, PR merupakan cara untuk meningkatkan kemampuan akademik dan mengajarkan siswa untuk menjadi pembelajar mandiri. Tantangan bagu guru adalah bagaimana caranya mendorong siswa agar mengerjakan dengan sungguh-sungguh.
Karena sebelum memberikan PR kepada murid-murid, sebaiknya guru memperhatikan hal-hal berikut.
Pertama, komunikasikan kebijakan PR dengan orangtua murid. Kirim surat kepada orangtua murid untuk menjelaskan tujuan pemberian PR, kapan dan seberapa sering akan diberikan. Berapa lama waktunya yang Anda harapkan bagi siswa untuk mengerjakan PR, dan jika memungkinkan beri tahu orangtua ke mana murid bisa mendapatkan bantuan ketika menghadapi kesulitan.
Kedua, buat PR dapat diakses lewat internet. Jika sekolah belum menyediakan fasilitas ini, bicarakan dengan kepala sekolah untuk menyediakannya. Atau, gunakan saja fasilitas di TeacherWeb.com, sebuah portal yang memungkinkan kita mem-posting PR, pengumuman dan materi pendidikan lain layaknya bulletin kelas. Dengan fasilitas ini, dapat di monitor absensi siswa dalam mengerjakan PR. Kita juga dapat mengirim e-mail kepada orangtua murid daftar PR yang diberikan kepada anaknya, sehingga mereka dapat memantau juga pekerjaan anaknya.
Ketiga, dorong murid untuk memulai mengerjakan PR di akhir kelas. Dengan demikian, siswa dapat menanyakan ihwal PRnya dan guru dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul dalam pemahaman siswa.
Keempat, beri penghargaan bagi siswa yang menyelesaikan PR secara paripurna dalam seminggu. Jadwalkan sebuah kegiatan pada hari jumat sore bagi siswa tersebut. Bagi yang tidak memperoleh penghargaan gunakan waktu tersebut untuk mengerjakan PR yang tertunda, jika memungkinkan di ruang lain dengan pengawasan guru.
Kelima, siapkan sebuah map khusus PR untuk absensi siswa. Sediakan satu map khusus yang berisi penugasan dalam minggu berjalan. Siswa dapat melihat sendiri untuk mengetahui PR yang mungkin terlewatkan. Sediakan lembar absensi PR, minta siswa menandatangani lembar itu yang menunjukkan bahwa si siswa sudah mengetahui PR yang diberikan.
Keenam, suruh siswa mengisi formulir PR yang tidak dikerjakan. Bagi siswa yang tidak mengerjakan suatu PR, maka mintalah ia untuk mengisi formulir yang berisi pernyataan berikut : Apakah siswa memahami PR tersebut? Mengapa tidak mengerjakan PR? Apa rencananya untuk menyelesaikan PR yang tertinggal? Apa yang dapat memastikan siswa tidak akan melalaikan lagi PR yang berikutnya? Kewajiban mengisi formulir ini dapat menjadi factor yang mencegah siswa tidak mengerjakan PR.
Ketujuh, tunjuk teman yang lain sebagai mitra. Teman dapat saling membantu memastikan PR sudah tercatat dengan baik dan materinya sudah tersedia. Mereka juga dapat saling telepon atau SMS untuk mengecek kemajuan pengerjaan PR.
Kedelapan, tinjau banyaknya PR. Jika PR dianggap berlebihan, kurangi volumenya. Tatkala siswa merasa percaya diri bahwa kemampuannya meningkat, kita dapat meningkatkan jumlah PRnya.jika ada siswa yang berada dibawah rata-rata, pertimbangkan untuk memberikan PR yang berbeda. Jika moticas, bukan kemampuan, yang menjadi factor keengganan mengerjakan PR, coba rancang PR yang mencerminkan minat dan kekuatan siswa.
--------------
Penyebab Anak Tidak Mengerjakan PR
Siswa tidak mengerjakan PR memang banyak sekali penyebabnya. Di antara kemungkinan penyebabnya adalah : tidak ada sanksi yang tegas bagi siswa yang tidak mengerjakan PR, anak tidak peduli terhadap kewajibannya, PR tidak pernah di cek oleh guru dan lain-lainnya.Karena itu, membutuhkan solusi tertentu yaitu:
Pertama, sebelum kelas berjalan, dibuat kesepakatan tentang program belajar, hak dan kewajiban siswa. Guru harus fair terhadap siswa. Anak yang berpartisipasi aktif dalam kelas, dan memenuhi kewajibannya dengan baik diberikan reward, sementara anak yang tidak mau berusaha diberikan kegiatan yang memacu mereka untuk lebih banyak belajar. Tidak mengerjakan PR hendaknya diberikan sanksi yang tegas. Dengan membiarkan anak tidak mengerjakan PR tanpa konsekuensi apa pun akan membuat siswa tersebut gagal dalam menyelesaikan tugas-tugas yang lain.
Kedua, menciptakan hubungan interpersonal yang baik. Guru membuat kedekatan yang sedemikian rupa, sehingga anak akan enggan untuk meningkatkan kewajiban mereka.
Ketiga, PR harus selalu dicek guru. Kebanyakan siswa menjadi malas mengerjakan PR karena tidak ada feedback dari apa yang telah mereka kerjakan dengan susah payah. Anak merasa sudah bekerja, tetapi tidak ada perhatian, sehingga pada tugas-tugas berikutnya dia tidak akan melaksanakan dengan baik, atau bahkan tidak mengerjakan sama sekali karena merasa tidak penting atau tidak perlu melakukannya. Kemudian, berikan nilai secara adil.
---------------------
Hal yang Bisa Menaikkan Percaya Diri Anak
Pada hakikatnya tidak haruslah menunggu sampai anak mencapai usia tertentu untuk mencoba membuatnya lebih percaya diri. Proses ini dapat dilakukan dan dimulai sejak anak masih bayi. Dan jangan pernah meremehkan pentingnya memastikan anak telah mempunyai kepercayaan diri yang tinggi terhadap kemampuannya sendiri. Dan salah satu nilai kepribadian yang paling penting yang dapat ditanamkan kepada anak adalah rasa percaya diri.
Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan pada saat anak merasa ragu dan saat berupaya untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.
1. Memberi Perhatian
Salah satu hal yang penting yang dapat dilakukan orangtua adalah memberi perhatian kepada anak saat anak mendekat kepada orangtua. Jika anak menemukan perhatian yang kurang, maka bisa jadi anak akan merasa kehilangan dan dapat menimbulkan perasaan yang “tidak mampu”. bukannya “percaya diri”
Perhatikan anak ketika anak sedang berbicara, menyimak dan sebaiknya menunjukkan minat kita pada segala kegiatan yang telah dilakukannya.
2. Feeling good
Adakalanya anak akan merasa down, maka penting sekali bagi orangtua untuk segera mengambil tindakan guna mengembalikan semangat anak. Faktor Feeling good memegang peranan yang penting dalam hal ini.
3. Perhatian pada anggaran
Menjadikan anak Pe-de itu tidak selamanya harus boros. Tidak ada gunanya memaksakan diri untuk membeli sesuatu agar dianggap keren. Dalam hal ini, orangtua harus membeli yang terbaik (untuk pakaian, tas, sepatu dan lain-lain) tetapi tentu harus sesuai dengan jangkauan orangtua itu sendiri.
---------------------
Prestasi Internasional Mahasiswa Indonesia
Ali Khumaeni, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang
menempuh pendidikan doktor di Universitas Fukui Jepang, mendapat penghargaan
ilmiah Great Scientific Exchange 2012 (SCIX 2012), di Kansas City, Missouri,
Amerika Serikat akhir pekan lalu berkat terobosan dalam bidang teknik analisis
atom.
SCIX 2012 adalah pertemuan ilmiah internasional
terbesar untuk bidang sains analitik dan spektroskopi yang diselenggarakan oleh
Federation of Analytical Chemistry and Spectroscopy Societies (FACSS) sejak
1973.
Setiap tahun, FACSS memilih paper ilmiah terbaik oleh
mahasiswa pasca sarjana. Tahun ini terpilih 1 mahasiswa penerima penghargaan
FACSS dan 2 mahasiswa penerima beasiswa The Tomas Hirschfeld Scholar melalui
proses seleksi yang sangat ketat.
"Tercatat sejak 2006, penghargaan FACSS selalu diraih
oleh mahasiswa dari Universitas di Amerika Serikat dan alhamdulillah
tahun ini kita bisa meraihnya" kata Khumaeni dalam email pada BBC
Indonesia.
Terobosan penting
Khumaeni membuat terobosan baru dalam bidang laser
plasma spektrokopi, yaitu teknik analisis atom dalam material dengan
memanfaatkan laser pulsa berdaya tinggi. Di dalam bidang ini, mayoritas
peneliti memanfaatkan laser pulsa Nd:YAG untuk analisis material. Kelemahan
dari metode ini adalah tidak bisa digunakan untuk analisis atom dengan sensitivitas
tinggi pada material yang bersifat non-padat. Selain itu, metode ini juga tidak
bisa digunakan untuk analisis atom metal berbahaya karena material akan rusak
disebabkan ablasi material oleh laser.
Analisis permukaan material sangat penting dalam
industri termasuk industri nuklir.
Untuk memecahkan persoalan ini, Khumaeni dan timnya
membuat terobosan metode baru yang dinamakan “laser gas plasma spektroskopi”.
Di dalam teknik ini, sebuah gas plasma dihasilkan dalam permukaan metal dengan
memanfaatkan laser pulsa TEA CO2.
Dengan berbagai teknik sampling yang sederhana, gas
plasma tersebut berinteraksi dengan berbagai material non-padat yang akan
dianalisis. Hasilnya menunjukkan bahwa metode baru ini bisa digunakan untuk
analisis material non-padat dengan cepat dan menghasilkan sensitivitas yang
tinggi dibandingkan dengan metode laser plasma spektroskopi pada umumnya.
Selain itu, metode baru ini juga bisa digunakan untuk
analisis permukaan material tanpa membuat kerusakan material sehingga bisa
diaplikasikan industri-industri yang membutuhkan analisis permukaan seperti
semikonduktor dan nuklir.
“Semoga metode baru ini bisa memberikan kontribusi
penting dalam bidang spektroskopi, khususnya spektroskopi atom dengan
memanfaatkan laser," kata Khumaeni.
Salah satu aplikasi penting metode laser plasma
spektroskopi saat ini adalah untuk misi planet Mars. Metode ini digunakan robot
Curiosity yang akan digunakan untuk mendeteksi atom-atom yang sangat penting
untuk mengetahui tanda-tanda kehidupan di planet.(bbc.co.uk)
-------------
Asia Peringkat Tertinggi Pendidikan
Dunia
Negara-negara Asia memberikan perhatian dan dana besar
untuk investasi pendidikan.Negara-negara Asia menempati peringkat tertinggi
ranking sekolah untuk bidang matematika, sains dan membaca.Tempat-tempat
teratas dalam ranking pendidikan global diduduki oleh Singapura, Hong Kong dan
Korea Selatan.
Penilaian itu disusun oleh para peneliti Boston
College, Amerika Serikat, berdasarkan perbandingan internasional di sejumlah
bidang utama.
Tolok ukur yang digunakan adalah ujian pada tahun 2001
yang ditempuh oleh 900.000 siswa di 60 negara.
Di bidang matematika sekolah dasar, Singapura berada
di peringkat pertama disusul Korea Selatan, Hong Kong, Taiwan, Jepang dan
Irlandia Utara.
Investasi jangka panjang pendidikan
Korea Selatan, Singapura, Finlandia dan Jepang
masing-masing menduduki peringkat pertama di bidang sains tingkat sekolah
dasar.
Hong Kong menempati urutan pertama di bidang membaca
dan disusul Federasi Rusia, Filandia, Singapura, Irlandia Utara dan Amerika
Serikat.
Perbandingan itu dipandang semakin penting untuk
mengukur kemampuan siswa terhadap standar internasional di negara-negara lain.
Wartawan BBC Sean Coughlan melaporkan kemajuan Asia di
bidang pendidikan mencerminkan keberhasilan negara-negara Asia di bidang
ekonomi.
Penyusul tabel peringkat sekolah dari Boston College,
Michael Martin, mengatakan keberhasilan negara-negara yang berada di urutan
atas menunjukkan bahwa negara-negara itu mencerminkan investasi jangka panjang
di bidang pendidikan.(bbc.co.uk)
2 komentar:
halo
ini keanu
Posting Komentar